Selasa, 22 Maret 2016

Petarung-petarung Wanita Berhijab


Mengenakan baju renang tertutup dari ujung jemari kaki hingga ujung rambut, pada Selasa pagi di bulan Juni hampir tiga tahun lalu, Elham Asghari berjingkat mencelupkan kakinya di air Laut Kaspia, di belahan utara Iran. Air di ujung jari terasa dingin, sedingin es.

Elham, kala itu 32 tahun, berniat berenang sejauh 20 kilometer dan memecahkan rekor kecepatan, mengarungi Laut Kaspia. Selama bertahun-tahun gadis itu berlatih dan merancang baju renang khusus untuk memenuhi “syariat” Islam. Baju renang khusus itu sesungguhnya tak nyaman sama sekali untuk dipakai berenang. Beratnya 6 kilogram dan desainnya mengabaikan pakem aerodinamika untuk berenang lebih cepat.

Agen Poker Online
Dan semua usaha itu sia-sia belaka. Pemerintah Iran tak mau mengakui rekor Elham. Gadis itu menempuh jarak 20 kilometer dalam sembilan jam. “Pemerintah mengatakan seislamis apa pun baju renangku, tetap tak bisa diterima.... Mereka berdalih, saat aku keluar dari air, tetap menampakkan bentuk keperempuanan tubuhku,” kata Elham, dikutip Guardian.

Elham mulai kenal olahraga air itu sejak umur 5 tahun. Air adalah dunia kedua baginya. “Kadang aku merasa seperti seorang amfibi, bisa hidup di dua dunia,” kata Elham. Sejak kenal air, cita-citanya adalah berenang di laut. Tapi jadi atlet renang di Iran harus menempuh jalan berliku dan berhadapan dengan “tembok” yang tinggi. Pemerintah Iran tak pernah mengizinkan perenang-perenang perempuannya ikut berlomba di kolam terbuka, di hadapan penonton laki-laki, di mana pun, lantaran dianggap tak sesuai syariat Islam.

Pada 2010, di bawah pengawasan staf Kementerian Olahraga, Elham berenang di laut sekitar Pulau Kish. Saat baru berenang sejauh 5 kilometer, Elham menuturkan kepada France24, perahu cepat polisi Iran melintas dan menyerempet kakinya. Jika ayahnya tak menolong, entah bagaimana nasib Elham.

Sempat hampir putus asa, semangat Elham kembali bangkit untuk mengejar mimpinya berenang di Laut Kaspia. Setiap hari dia berlari sejauh 12 kilometer dan berlatih di air sejauh 5 kilometer. Tiga tahun kemudian Elham mengulang usahanya memecahkan rekor dan kembali membentur “tembok”.

Elham, dibantu temannya, Farvartish Rezvaniyeh, menumpahkan kekesalan lewat video dan menyebarkannya lewat jejaring sosial. “Aku tak percaya ketidakadilan ini dialami pemecah rekor seperti dia,” kata Farvartish kepada Guardian. Elham berjanji tak akan menyerah. “Rekorku disandera oleh mereka yang berenang sejauh 20 meter saja tak mampu.... Aku sudah melewati hari yang keras siang dan malam. Aku tak akan menyerah di bawah tekanan ini.”

Tak seperti laki-laki muslim, arena olahraga memang masih belum memberi banyak tempat bagi atlet-atlet yang berniat bertarung dengan mengenakan hijab. Sarah Attar, pelari 800 meter asal Arab Saudi, mendapat tepukan gemuruh dari seluruh penonton begitu kakinya menginjak garis finis di Stadion Olympics, saat pergelaran Olimpiade 2012 di London.

Sarah, yang mengenakan kostum lari tertutup rapat, tak mendapat medali. Dia mencapai finis hampir satu menit di belakang peraih medali emas, Janeth Jepkosgei Busienei, dari Kenya. “Satu kehormatan bagiku bisa mewakili Arab Saudi,” kata Sarah kepada Daily Mail. Untuk pertama kalinya, Kerajaan Saudi memberi lampu hijau bagi atlet perempuan ikut berlari di lintasan atletik. Izin itu tak diberikan dengan gampang. Pemerintah Saudi memberikan restu pada menit-menit akhir setelah dihujani kritik kiri-kanan.

Agen Domino Online
Prestasi atlet-atlet berhijab ini memang belum seberapa, tapi mereka membuktikan, menjadi muslimah bukanlah persoalan di arena olahraga. Atlet bela diri Inggris, Ruqsana Begum, terpaksa merancang sendiri kostumnya untuk bertanding. “Kostumku terbuat dari Lycra, jadi sangat lentur,” kata Ruqsana kepada BBC. Dia terinspirasi gaya kostum Ruqaya al-Gasara, pelari 200 meter asal Bahrain yang meraih medali emas di Asian Games 2006. Nike merancang khusus kostum untuk Ruqaya. “Aku pikir keberadaan hijab sport akan menarik lebih banyak gadis muslimah di arena olahraga.”

Pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, Ibtihaj Muhammad, 30 tahun, akan menjadi atlet yang mewakili Amerika Serikat pertama yang mengenakan hijab dalam sejarah. Gadis asal Maplewood, New Jersey, itu akan bertarung dengan anggar untuk merebut medali. “Bawa pulang medali emas...tanpa tekanan,” Presiden Barack Obama menyampaikan pesan langsung kepada Ibtihaj saat berkunjung ke masjid di Baltimore bulan lalu.

Di Piala Dunia Anggar awal Februari lalu, Ibtihaj merebut medali perunggu dan lolos ke Olimpiade. Kini dia berada di peringkat ketujuh dunia. “Aku ingin bertarung di Olimpiade dengan membawa bendera Amerika untuk membuktikan bahwa tak ada sesuatu yang mestinya jadi rintangan untuk meraih sesuatu. Bukan agama, bukan ras, bukan pula gender,” ujar Ibtihaj, dikutip TeamUSA.

Agen Poker Terpercaya & Tanpa Robot ( 100% Member Vs Member )
Tersedia Games : Poker Online, Domino 99, BandarQ, Bandar Poker, Adu Q dan Capsa Susun
Cukup 1 ID Sudah Dapat Memainkan 6 Games

HOT PROMO !!!
* PROMO BONUS TURNOVER 0.5%
* PROMO BONUS REFERAL 15%
* MINIMAL DEPOSIT RP 25.000

HUBUNGI KAMI :
WEBSITE : WWW.HITSDOMINO.COM
BBM : 2A439BDF
YAHOO MESSENGER : HITSDOMINO@YAHOO.COM
SMS : +855968564951

Tidak ada komentar:

Posting Komentar